BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka
Teori
2.1.1 Harga
Pokok Produksi
2.1.1.1 Pengertian
Harga Pokok Produksi
Beberapa
ahli mengemukakan definisi harga
pokok produksi secara berbeda. Diantara
definisi tersebut adalah :
Harga
pokok produksi adalah kumpulan
biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung , tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik ditambah
persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses
akhir. (Bastian & Nurlela, 2012:49)
“Harga pokok produksi adalah seluruh
biaya yang dibebankan dalam kaitannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi
barang jadi”. (Sugiri, 2009:326)
“Harga
pokok produksi merupakan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku
menjadi produk”. (Daljono, 2004:129)
“Harga pokok produksi adalah
semua elemen biaya yang diproduksi baik tetap maupun variabel”. (Supriyono,
2010:288)
Dari
pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
“Harga
pokok produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk dapat
menghasilkan suatu produk”.
2.1.1.2 Tujuan
dan Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi
Tujuan utama dari
penentuan harga pokok produksi menurut Daljono (2004:81) yaitu
selain untuk memenuhi keperluan pelaporan ekstern dalam hal penilaian
persediaan dan penentuan laba, manajer membutuhkan data harga pokok produksi
untuk pedoman pengambilan keputusan mengenai harga dan strategi produk. Di samping itu, manajer membutuhkan data
biaya departemen atau biaya bagian-bagian lainnya dari organisasi untuk menilai
prestasi bawahannya dan bagian organisasi tersebut sebagai investasi ekonomi.
Mulyadi
(2009:39) menyebutkan informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk
jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk :
1.
Menentukan harga jual
produk.
2.
Mempertimbangkan
penerimaan atau penolakan pesanan.
3.
Memantau realisasi
biaya produksi.
4.
Menghitung laba atau
rugi tiap pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca.